Kulucuti cinta yang bersemayam anggun dalam relung jiwaku.
Menghempaskan segala asa, janji dan harap yg pernah kita bangun tanpa tebus.
Dan memang benar, rencana selalu lebih panjang dari kenyataan. Dulu, kamu kerap
menyulamkan mimpi indah di atas deritaku yang kamu kira aku ini cuma bisa
menangis. Kamu menguatkan aku yang sering berdarah, membisikan terus pada
telingaku bahwa dunia ini tak akan kejam bagi orang baik, lahadlah yang akan
melapangkan tempat untuk mereka yang iri akan duniaku. Begitu katamu, dan aku
percaya pasrah setelahnya. Aku memimpikan kamu sebagai pangeran berkudaku yang
mampu melindungiku dari terpaan badai di semesta raya, kamu berjanji selamanya
di sini di tempat peraduan hatiku paling berlian demi menopang segala rasa.
Lelaki memang selalu begitu dan perempuan cukup percaya akan harapan-harapan
dengan merawatnya meski tak akan menuai apalagi berbuah. Sudah kucukupkan
bahagiaku denganmu sampai pada titik ini saja, Tuan. Belum sembuh luka yang tergores
dulu, kau telanjangi aku dengan nanah yang menyayat kewarasanku. Sudah kutenggak
habis air mataku sendiri, agar tak ada lagi kesedihan yang setia terhadapku.
Lukaku tak ada penawarnya sekarang. Hidup bagaimana yang ingin kau kekalkan,
Tuan? Setelah kau berhasil menghempasku di tengah hutan temaram penuh duka. Dan
benar, hanya aku yang akan menyelamatkan lukaku sendiri. Ya, aku harus kuat.
Baiklah, jika memang begini menjadi satu keputusan yang bijak untuk
kita. Aku kembali dengan diriku sendiri dan kamu terus lanjutkan mimpi-mimpimu
dengan dirimu sendiri, pula. Pintaku, jangan pernah melupakan yang sudah-sudah.
Meski terluka, kuingin dengan saling mengingat, kita, maksudnya aku dan kamu,
akan terus menemukan hal baik yang tak kita temukan dulu.
Terima kasih pada kamu yang dipilih Tuhan untuk mampir di hidupku
dan mengajarkanku kekuatan. Aku tak pernah menyesal pernah dengan sangat baik
mengenalmu selama ini. Keindahan perasaan tetiba runtuh dengan hanya
sekali temu. Sekarang kubangun kekuatan untuk pertahanan diriku lagi,
setidaknya aku berusaha tidak terjatuh dalam hal yang sama. Kutanggalkan gaun
hitam kesedihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar