Rabu, 25 Juni 2014

Bening Air Mataku, Setabah Mungkin Mencintai KAU



Tuhan.. aku masih begitu sampah di hadapanMu
Kutegakkan rusuk-rusuk kesedihan sekuat yang aku bisa,
kubalut seda-sedu tangisan dengan hanya mengingat Kau
rentetan hari demi hari membawa hamba pada ranjau tek berperi
Bahkan menatap pelangi pun masih enggan kuciptakan senyum paling sabit pada wajah ini

Bukan bermaksud menggarami luka sendiri,
tapi beginilah caraku bercengkerama denganMu
Tuhanku..

Bukankah jalanku masih panjang?
Demi terus menyaksikan suka – ria, duka – cita pertunjukan dunia
Dan yang kutahu, kebaikan pun keburukan punya wadahnya sendiri
Berharap aku tak buta, aku tak tuli, aku tak lumpuh
untuk mengangkat keranjang kebaikanku

Di tengah ribuan bintang dalam semesta raya ini,
ijinkan aku mengetuk pintu langit
Untuk  semua harapan, doa dan keinginan
Melangitkan mereka pada keheningan malam
Karena yang aku tahu, malam adalah saat dimana Tuhan
Sedang bekerja bagi rengekan-rengekan manja seperti aku

Buih-buih kebaikan kucoba kumpulkan pada setiap keadaan
Memungut tawa yang telah ditinggalkan dari orang sebelum aku
Pada kejadian mengikhlaskan, misalnya.
Berharap Sang Penguasa berbaik hati pada segala usaha
yang selalu aku lakukan untuk tetap bernafas
pada terpaan akhir zaman seperti sekarang. 

Tuban, 20 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar