Selasa, 28 Januari 2014

Anonymous #2


Tentang Cinta

Bergerak berlahan, mengikis setiap rasi yang ada, menghapus lukisan terindah di dunia. Awan hitam mulai menyapu setiap helai tanya yang kugantungkan dilangit malam itu. angin dingin mulai memeluk ku, mendekap tubuh ini. Aku masih tetap terdiam, memandang kosong setiap sudut tempat itu. mencoba merajut asa, dalam heningnya malam, mengingat setiap peristiwa yang telah kualami. Ya, seperti biasa, siang tadi dia datang menemuiku, dengan mobil hitam yang selalu dia banggakan, dengan setiap perhatian yang selalu dia berikan dan dengan setiap kesabaran yang telah dia tanamkan. Adi Pratama, seorang mahasiswa di sebuah perguruan swasta di kotaku, dia sosok yang selama ini menemaniku, dalam sepi hariku. Menjalin sebuah persahabatan yang saling melengkapi. Namun semua itu menjadi tak berarti, saat kau ucap kata cinta padaku. Aku tidak pernah tahu tentang apa yang aku rasa. Dia adalah salah satu dari puluhan lelaki yang selalu menghantui tiap langkahku dengan kata cinta. Mencoba mengisi apa yang kosong di hati ini. Dan semua yang mereka beri hanya untuk satu kata “Cinta”. Apa itu cinta? Aku tidak pernah tahu. Bagaimana mungkin aku bisa menjalin sebuah cinta, jika arti dari cinta itu aku sendiri tidak tahu. Berkali aku katakan pada mereka, aku belum siap menentukan pilihanku. Bukan karena aku munafik dan perfecsionis, tapi ini tentang hati, tentang aku. Aku belum siap.


Terkadang terbesit olehku, apa sih untungnya menjalin sebuah cinta? Bukankah itu menyakitkan? Aku memang belum pernah merasakannya, namun aku bisa melihat, banyak sahabatku menangis karena hal itu. menjadi ketakutan tersendiri dalam hidupku. Dan sekali lagi, angin, sampaikan maafku ke padanya, aku belum siap menerima cinta darinya. Mungkin ini kesekian kalinya aku meminta tolong padamu, untuk menyampaikan rasa yang sulit terucap oleh kata. Terima kasih angin malam…


Siang itu aku duduk beralaskan tanah bersandarkan pohon tua di depan rumah. Sudah satu jam aku diam di tempat itu, asyik dengan jutaan kata yang saat ini sedang aku baca. Konsentrasiku terpecah saat sebuah mobil hitam berhenti tepat di depanku. Sesosok adam, muncul, membawa sebuah bungkusan misterius dalam balutan plastic hitam. Duduk tepat disampingku, “Nih bakso, tadi waktu pulang kampus, keinget kamu, kamu pasti lagi kelaparan di pinggir jalan, eh tenyata bener” ucapnya tanpa dosa. Ya, Adi selalu datang menemaniku, tak ada yang berubah dari dia sejak kejadian hari itu. Aku hanya bisa tersenyum kepadanya, satu kata sangat sulit terucap dari bibirku. Ini kesekian kalinya, dia menggoyahkan hatiku. Apa ini cinta? Atau ini rasa kasian? Sulit mengartikannya. Hanya bisa menahan sesak dan air mata. Aku sangat sulit mengartikan rasa ini, bagiku ini sebuah bahasa yang sangat sulit, sangat berat untuk kumengerti dan mengartikannya. Aku berada diposisi yang melemahkanku. Aku mencoba menghindar tapi tak bisa. Akan aku berikan cintaku, seluruh raga dan hidupku pada seorang yang tepat, seorang yang akan menjadi lelaki terakhir dalam hidupku. Suatu saat nanti, bukan sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar