Selasa, 28 Januari 2014

Anonymous #3


Edelweise
Dalam relung hatiku, kupanjatkan doa kepadaMu. Sebuah doa yang penuh harapan. Aku seorang wanita biasa, yang selalu menunggu cahaya dalam gelap, berharap dekapan yang kan melindungiku dari kerasnya hidup. Hari ini, tepat di hari ulang tahunku, aku memilihmu, meninggalkan semuanya, kebebasanku dulu, rasa senangku dulu, dan Adi. Hidupku kuserahkan kepadamu, seseorang yang sangat asing bagiku, seorang yang baru aku kenal. Seorang yang telah meluluhkan hatiku, bukan karena dia kaya, atau tampan, atau perhatian, cukup satu hal yang mewakili semua itu tatapan matanya. Saat dia melihatku, aku merasa tenang, sebuah rasa tanggung jawab yang sangat besar, sebuah masa depan. Aku sudah berjanji dalam hidupku, saat kutemukan seseorang yang aku cintai, saat terakhir itu pula aku serahkan seluruh hidupku.
Aku menemukannya, disaat aku dalam kebimbangan, mencari jati diri, mencari sebuah arti hidup. Dia datang kepadaku bersama sebuah kotak berwarna hitam berbalutkan pita putih. Kotak hitam berisi tiga harapan. Sebuah buku berwarna abu-abu, rangakaian bunga Edelweise dan selembar kertas. Dia bilang kepadaku, “buku ini, akan selalu menemanimu, akan ada lembaran baru disetiap lembarnya, membuatmu selalu optimis menatap hari esok dengan hal-hal yang lebih baik.” Dan “banyak bunga indah di luar sana, tapi aku memilih ini, kata orang bunga ini kuat dan mampu bertahan dalam kondisi yang sulit”. Lidah ini terasa kaku, tak mampu berbuat buat banyak, hanya tangis yang mewakili semua ini. Tangis ini semakin menjadi saat kubaca kertas darimu.

“Aku tidak mencintaimu, karena aku tidak tahu apa itu cinta”,
“Aku hanya mengikuti sebuah petunjuk yang aku temukan”,
“Sebuah bintang yang paling terang diantara semua bintang”,
“Aku fikir kamu sengaja menggantungkannya di langit”,
“Sekarang aku datang untuk mengembalikannya”.

Apakah ini tangis bahagia? Tak banyak kata saat kau melihat air mata ini. Kamu dekap aku, baru kali ini, aku merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kamu itu siapa? Siapa yang mengirimu? Apakah kamu malaikat? Jutaan pertanyaan selalu tersirat jika ku melihatmu. Aku tak kuasa sayang, kamu benar-benar sudah masuk kedalam relung hati ini. Aku menemukanmu. Akan aku tuliskan lembaran hidupku, hidup kita, kepadamu Anonymous. Seseorang yang tak pernah aku kenal, sesorang yang sangat asing, Anonymous.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar