Edelweise
Dalam relung
hatiku, kupanjatkan doa kepadaMu. Sebuah doa yang penuh harapan. Aku seorang
wanita biasa, yang selalu menunggu cahaya dalam gelap, berharap dekapan yang
kan melindungiku dari kerasnya hidup. Hari ini, tepat di hari ulang tahunku,
aku memilihmu, meninggalkan semuanya, kebebasanku dulu, rasa senangku dulu, dan
Adi. Hidupku kuserahkan kepadamu, seseorang yang sangat asing bagiku, seorang
yang baru aku kenal. Seorang yang telah meluluhkan hatiku, bukan karena dia
kaya, atau tampan, atau perhatian, cukup satu hal yang mewakili semua itu
tatapan matanya. Saat dia melihatku, aku merasa tenang, sebuah rasa tanggung
jawab yang sangat besar, sebuah masa depan. Aku sudah berjanji dalam hidupku,
saat kutemukan seseorang yang aku cintai, saat terakhir itu pula aku serahkan
seluruh hidupku.
Aku menemukannya,
disaat aku dalam kebimbangan, mencari jati diri, mencari sebuah arti hidup. Dia
datang kepadaku bersama sebuah kotak berwarna hitam berbalutkan pita putih. Kotak
hitam berisi tiga harapan. Sebuah buku berwarna abu-abu, rangakaian bunga
Edelweise dan selembar kertas. Dia bilang kepadaku, “buku ini, akan selalu
menemanimu, akan ada lembaran baru disetiap lembarnya, membuatmu selalu optimis
menatap hari esok dengan hal-hal yang lebih baik.” Dan “banyak bunga indah di
luar sana, tapi aku memilih ini, kata orang bunga ini kuat dan mampu bertahan
dalam kondisi yang sulit”. Lidah ini terasa kaku, tak mampu berbuat buat
banyak, hanya tangis yang mewakili semua ini. Tangis ini semakin menjadi saat
kubaca kertas darimu.
“Aku tidak
mencintaimu, karena aku tidak tahu apa itu cinta”,
“Aku hanya
mengikuti sebuah petunjuk yang aku temukan”,
“Sebuah
bintang yang paling terang diantara semua bintang”,
“Aku fikir
kamu sengaja menggantungkannya di langit”,
“Sekarang
aku datang untuk mengembalikannya”.
Apakah ini tangis bahagia? Tak banyak kata saat
kau melihat air mata ini. Kamu dekap aku, baru kali ini, aku merasakan
kebahagiaan yang sesungguhnya. Kamu itu siapa? Siapa yang mengirimu? Apakah kamu
malaikat? Jutaan pertanyaan selalu tersirat jika ku melihatmu. Aku tak kuasa sayang,
kamu benar-benar sudah masuk kedalam relung hati ini. Aku menemukanmu. Akan aku
tuliskan lembaran hidupku, hidup kita, kepadamu Anonymous.
Seseorang yang tak pernah aku kenal, sesorang yang sangat asing, Anonymous.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar