Selasa, 28 Januari 2014

Separuh Rasa yang Tak Sama

 
Seketika waktu milikku. Hari ini selepas membuka mata dan mengedipkan untuk kali awal, aku mendapati relung kalbuku yang berwarna abu-abu. Tidak hitam pula tak putih. Bagian warna ini yang tak kusuka. Fikirku, warna ini bersifat separuh dan aku tak menyukainya.
Tentang suatu kebagiaanku. Satu keadaan yang datang tak lama ini. Iya, aku nyaris mencapai klimaks terbaik dari rasa bahagiaku selama ini. Mungkin jika perlu menggunakan pengandaian, istilah ini cukup pas. Mungkin. "Bagai mendapat segunung harta emas". Yang jelas aku begitu bahagia. Sebahagia-apapun. Saat ini.
Ini sisi lain dari tubuhku. Pada detik kemudian, rasa indah yang begitu membahagiakan tersebut berubah rasa menjadi duka. Tepatnya, aku memiliki separuh rasa yang tak sama dalam satu waktu. Rasa yang satu tingkat di bawah rasa bahagia. Kehangatan seakan mulai membelakangiku, menerpanya lantas berganti pada suatu kedinginan yang menusuk.
Ketahuilah, Kawan. Aku yakin, disetiap bahagia yang kita punya akan terselip duka. Walau sekecil atom. Pun sebaliknya. Semesta tak ada yang bisa memungkiri. Terkadang, aku begitu suka merapal peribahasa kuno Cina. YING DAN YANG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar