Seketika waktu milikku. Hari ini selepas
membuka mata dan mengedipkan untuk kali awal, aku mendapati relung kalbuku yang
berwarna abu-abu. Tidak hitam pula tak putih. Bagian warna ini yang tak kusuka.
Fikirku, warna ini bersifat separuh dan aku tak menyukainya.
Tentang suatu kebagiaanku. Satu keadaan
yang datang tak lama ini. Iya, aku nyaris mencapai klimaks terbaik dari rasa
bahagiaku selama ini. Mungkin jika perlu menggunakan pengandaian, istilah ini
cukup pas. Mungkin. "Bagai mendapat segunung harta emas". Yang jelas
aku begitu bahagia. Sebahagia-apapun. Saat ini.
Ini sisi lain dari tubuhku. Pada detik
kemudian, rasa indah yang begitu membahagiakan tersebut berubah rasa menjadi
duka. Tepatnya, aku memiliki separuh rasa yang tak sama dalam satu waktu. Rasa
yang satu tingkat di bawah rasa bahagia. Kehangatan seakan mulai
membelakangiku, menerpanya lantas berganti pada suatu kedinginan yang menusuk.
Ketahuilah, Kawan. Aku yakin, disetiap
bahagia yang kita punya akan terselip duka. Walau sekecil atom. Pun sebaliknya.
Semesta tak ada yang bisa memungkiri. Terkadang, aku begitu suka merapal
peribahasa kuno Cina. YING DAN YANG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar